Oleh : Hartanto Sunardi , S1 – Pendidikan Matematika
Keyword : Taksonomi SOLO, Taksonomi SOLO-Plus, indikator Taksonomi SOLO-Plus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan taksonomi SOLO menjadi taksonomi yang pelevelannya lebih halus yaitu Taksonomi SOLO-Plus (TSP). Penelitianp pengembangan ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengembangan secara teoretik dengan tujuan merumuskan TSP hipotetis. Tahap kedua adalah pengembangan secara empiris dengan tujuan menentukan respons mahasiswa terhadap masalah matematis yang terkait dengan materi Aljabar. Pengembangan secara empirik melibatkan proses teoretisasi dengan metode perbandingan tetap yang bertujuan untuk menentukan indikator-indikator setiap level TSP yang valid dan reliabel. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang belum pernah mengikuti perkuliahan Aljabar.
Subjek dipilih secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Untuk memenuhi analisis perbandingan tetap, maka setiap level TSP harus diisi minimal dua subjek. TSP meliputi tujuh level, sehingga seluruhnya membutuhkan minimal 14 mahasiswa. Metode pengumpulan data berupa tes tulis dan wawancara berbasis tugas. Wawancara tersebut digunakan untuk menentukan indikator-indikator berlatar alamiah (naturalistik) yang muncul dari respons mahasiswa terhadap permasalahan yang diberikan. Pengembangan TS menghasilkan TSP yang meliputi 7 level, yaitu prastruktural, unistruktural, multistruktural, semirelasional, relasional, abstrak, dan extended abstract. Indikator masing-masing level adalah sebagai berikut. (i) Prestruktural: tidak menggunakan satupun informasi/pernyataan yang diberikan untuk menyelesaikan masalah; tidak menyelesaikan tugas yang diberikan; tidak memahami soal yang diberikan, binggung dengan apa yang harus dikerjakan, dan justru mengerjakan sesuatu yang tidak bermakna. (ii) Unistruktural : Hanya menggunakan satu informasi yang diberikan, dan tidak dapat menyelesaikan tugas; membuat kesimpulan yang salah tentang pembuktian yakni membuat generalisasi dini; berpendapat bahwa penemuan pola merupakan suatu pembuktian. (iii) Multistruktural : menggunakan dua atau lebih pernyataan yang diberikan secara terpisah; membuat pembuktian hanya dengan kasus tertentu, sehingga dia tidak dapat menyelesaikan masalah dengan benar. (iv) Semirelasional: Dapat memahami soal yang harus diselesaikan dengan baik, namun dia gagal menyelesaikan soal yang diberikan; mengintegrasikan dua atau lebih informasi/pernyataan yang diberikan, namun integrasi tersebut tidak terpadu; mencoba membuat pernyataan baru atau bahkan melakukan overgeneralisasi tanpa menggunakan argumen yang jelas. (v) Relasional: Dapat merepresentasikan semua pernyataan yang diberikan dan melakukan interkoneksitas antar pernyataan tersebut sehingga diperoleh jawaban/pembuktian yang benar, dan diperoleh entitas terpadu. (vi) Abstrak: Dapat menggunakan semua pernyataan yang diberikan untuk menyelesaikan masalah; dapat menjelaskan hubungan pernyataan-pernyataan yang diberikan tersebut menjadi suatu argumen dalam menyelesaikan masalah; menjelaskan kegunaan setiap pernyataan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah; berusaha membuat penyataan baru sebagai akibat pernyataan yang telah terbukti, namun tidak berhasil membuktikan kebenarannya; menemukan analogi untuk kasus tertentu, namun tidak dapat membuktikannya, sehingga belum diperoleh prinsip baru. (vii) Extended Abstract: Dapat menggunakan informasi yang diberikan maupun yang tidak diberikan sehingga terkait secara koheren; menghasilkan prinsip baru sebagai akibat dari prinsip sebelumnya dan dapat mengeneralisasikan ke bentuk struktur baru.
PDF