Pengembangan Ekonomi Kawasan Pesisir Sedati Berbasis Minapolitan
WAHANA || Jurnal Ilmiah Sains & Ilmu Pendidikan Volume 62 | Nomor 1 | Juni 2014 | ISSN: 0853-4403 Penerbit: - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas PGRI Adi Buana Surabaya - Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Penulis : Suning
VERSI CETAK/ASLI
Abstrak
Kecamatan Sedati merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang dalam perencanaanya dijadikan sebagai kawasan strategis. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan dan mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya, dan/atau peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara umum mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, swasta dan nelayan. Potensi ekonomi yang ada adalah hasil pertanian, perikanan dan pertambakan, sehingga diperlukan konsep dan strategi untuk mengembangkannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ekonomi, mengoptimalkan dan meningkatkan peran sektor perikanan tangkap maupun budidaya dalam rangka mendukung pengembangan konsep minapolitan di Kecamatan Sedati. Metode penelitian yang digunakan adalah survey data sekunder dan survey data primer. Alat analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif dan analisis potensi ekonomi unggulan dengan metode loqation-quotien (LQ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan konsep regionalisasi kawasan dan hasil analisa potensi ekonomi dengan metode loqation-quotien (LQ) diperoleh Kecamatan Sedati merupakan Kecamatan pusat pertumbuhan (growth pole) dengan konsep pengembangan minapolitan dan kawasan pariwisata baik untuk wilayahnya sendiri maupun sebagai hinterland kawasan lainnya. Berdasarkan potensi unggulan dan potensi strategis lokasi, Kecamatan Sedati memiliki nilai LQ sebesar 1,69 sehingga besarnya nilai LQ tersebut harus dikembangkan potensinya. Sedangkan konsep pengembangan kawasan pesisir berbasis minapolitan dapat dilakukan secara bertahap berdasarkan indikasi program yang telah direncanakan.
Kata Kunci: Action Plan, Kawasan Pesisir, Minapolitan, Pengembangan Ekonomi, loqation-
quotien
Pendahuluan
Kecamatan Sedati direncanakan sebagai kawasan strategis pesisir dengan pengembangan agropolitan perikanan, pengembangan gemopolis dan marina city. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya, dan/atau peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kawasan agropolitan perikanan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian, perikanan dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis. (RTRW Kabupaten Sidoarjo, 2009/2029).
Berdasarkan KepMen Kelautan dan Perikanan No. 18/Men/2011, bahwa tujuan dan sasaran pengembangan kawasan minapolitan memiliki beberapa esensi yaitu pertama; pelayanan secara terpadu dan efisien dari instansi pusat dan daerah serta instansi lintas-sektor pada kawasan minapolitan, kedua; berkembangnya sektor ekonomi dari komoditas sektor perikanan, ketiga; kawasan sentra minapolitan bersama wilayah sekitarnya tumbuh sebagai kota mandiri, keempat; pengisian tenaga kerja pada wilayah sekitar sentra minapolitan sesuai dengan kapasitas daya dukung produksi perikanan. Wiadnya (2011) menyatakan minapolitan merupakan proses yang dinamis secara siklik, melibatkan peran multi-sektor secara terintegrasi untuk mewujudkan kota kecil secara mandiri dengan sektor penggerak ekonomi dari perikanan yang dilakukan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, program minapolitan harus selalu dievaluasi (melalui monitoring) secara berkala untuk mengukur keberhasilan atau bahkan kegagalan program. Hasil monitoring selanjutnya digunakan sebagai informasi dasar bagi pengelola dalam memperbaiki atau memperbaharui program ke depan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian mengambil tema minapolitan pada lokus kawasan pesisir adalah layak untuk dilakukan.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dua (2) metode. Pertama, metode survei data sekunder diperoleh dari instansi terkait, seperti Badan Pusata Statistik (BPS), Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda dan kantor kecamatan. Kedua, metode survey data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan melalui wawancara maupun diskusi kecil dengan masyarakat pesisir sehingga diperoleh catatan-catatan kecil yang mendukung adanya data-data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sesuai dengan tujuan dan lingkup studi yang dilakukan, maka secara keseluruhan tahap pengumpulan data sekunder dan data primer dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tahap pengumpulan data sekunder dan data primer
No | Aspek Yang dikaji | Parameter | Jenis Data | Sumber data |
1 | Kewilayahan | Batasan geografis studi, hidrologi, geologi, iklim, topografi, tata guna lahan | Sekunder | RTRW Kabupaten Sidoarjo dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo |
2 | Kependudukan | Demografi Kecamatan dan Kondisi sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan) | Sekunder | Kecamatan Sedati Dalam Angka |
3 | Potensi ekonomi, potensi perikanan tangkap, dan budidaya | Potensi ekonomi Kecamatan Sedati, hasil perikanan tangkap maupun budidaya | Sekunder | BPS, Dinas Kelautan dan Perikanan |
Teknik Analisis Data
Secara garis besar teknik analisis dijelaskan dalam desain kegiatan penelitian yang terlihat pada gambar 1. Sedangkan teknik analisis dan sasaran penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Teknik analisis dan sasaran penelitian
Sasaran Penelitian | Teknik | Output |
Mengidentifikasi potensi ekonomi unggulan Kecamatan Sedati | Analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif berdasarkan analisa loqation-quotien (LQ) | Teridentifikasinya potensi ekonomi unggulan Kecamatan Sedati berdasarkan analisa LQ |
Mengidentifikasi hasil potensi perikanan tangkap dan budidaya Kecamatan Sedati | Analisis deskriptif | Teridentifikasinya potensi perikanan tangkap dan budidaya Kecamatan Sedati |
Sumber: Peneliti, 2012
Tahapan dan langkah-langkah penelitian yang telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Konsepsi Minapolitan :
PER.12/MEN/2010 |
Zoning Regulation SSWP V Kabupaten Sidoarjo, Action Plan Pengembangan Wilayah Timur dan Selatan Kabupaten Sidoarjo |
Sinergisitas RTRW Kabupaten Sidoarjo dan RDTR
Kecamatan Sedati |
Pertumbuhan dan Pengembangan
Ekonomi |
Potensi Unggulan Kecamatan Sedati |
Potensi Sumber Daya Alam dan Manusia (SDA & SDM) |
Konsep Pengembangan Ekonomi Berbasis Minapolitan |
Gambaran Umum Kecamatan Sedati dan Konsep Pengembangan Minapolitan |
Analisis Potensi Unggulan Kecamatan Sedati Berdasarkan Loqation-Quotien (LQ) |
Setting Pengembangan Minapolitan Kecamatan Sedati |
Struktur Kawasan |
Pola Guna Lahan |
Potensi Ekonomi |
Potensi SDA & SDM |
Potensi Sarana & Prasarana |
Konsep Pengembangan Ekonomi Pesisir Sedati Berbasis Minapolitan |
Gambar 1. Kerangka Pikir Konsep Pengembangan Ekonomi Pesisir Sedati Berbasis Minapolitan
Berdasarkan gambar 1 di atas, tahap kegiatan penelitian dijelaskan sebagai berikut:
- Penelitian Tahap 1 : Mengidentifikasi Potensi Ekonomi Unggulan
Kecamatan Sedati
Proses penelitian tahap 1 ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif berdasarkan data PDRB Kecamatan Sedati terhadap Kabupaten Sidoarjo dengan indikator PDRB. Metode yang digunakan adalah dengan cara menggunakan analisis loqation-Quotien (LQ). Penelitian tahap 1 ini diharapkan akan menghasilkan suatu identifikasi potensi ekonomi unggulan Kecamatan Sedati.
- Penelitian Tahap 2 : Membuat indikasi program berupa action plan
untuk pengembangan ekonomi kawasan pesisir
berbasis minapolitan
Output dari penelitian tahap 2 ini adalah terprogramnya secara bertahap kegiatan berdasarkan indikasi program berupa action plan untuk program implementasi minapolitan yang ada di pesisir Kecamatan Sedati.
Analisis dan Interpretasi
- Analisis Loqation Quotien (LQ) Sebagai Dasar Pengembangan
Potensi Kecamatan Sedati
Untuk mengukur nilai tambah yang diakibatkan oleh terjadinya aktifitas ekonomi dalam suatu wilayah disebut sebagai PDRB. Oleh sebab itu secara umum besaran PDRB akan dijadikan sebagai rujukan atau indikator untuk menilai kinerja pelaku ekonomi di suatu wilayah. Perbandingan PDRB antar Kecamatan dengan total PDRB Kabupaten merupakan kontribusi PDRB Kecamatan yang mampu disumbangkan kepada PDRB tingkat Kabupaten. Salah satu metode yang digunakan untuk menghitung sektor/sub sektor unggulan di suatu wilayah adalah metode loqation-quotient (LQ). Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan masing-masing sektor yang ada maupun untuk mengetahui kemampuan kecamatan pada sektor tertentu terhadap wilayah yang lebih luas dengan sektor yang sama. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui sektor unggulan yang dominan untuk dikembangkan dan keberadaan komoditi tersebut di wilayah yang diukur dan merupakan alat sederhana untuk mengetahui apakah suatu daerah sudah seimbang atau belum dalam kegiatan tertentu. Adapun metode perhitungan adalah sebagai berikut:
dimana :
Si : Besaran dari suatu kegiatan tertentu yang akan diukur di daerah
yang diteliti
Ni : Besaran total untuk kegiatan tertentu dalam daerah yang lebih
luas
S : Besaran total untuk seluruh kegiatan di daerah yang diteliti
N : Besaran total seluruh kegiatan di daerah yang lebih luas
Angka LQ memberikan indikasi sebagai berikut :
LQ > 1 : daerah yang bersangkutan memiliki potensi ekspor
LQ < 1 : daerah tersebut memiliki kecenderungan impor
LQ = 1 : daerah tersebut telah memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri
Selanjutnya untuk mengetahui potensi unggulan yang ada di Kecamatan Sedati berdasarkan data dan hasil analisa LQ dapat dilihat pada barchart berikut.
Gambar 2. Data Perkembangan PDRB Kec.Sedati
Hasil metode loqation-quotient (LQ) berdasarkan data tabel PDRB Kecamatan Sedati tahun 2010/2011 diperoleh bahwa Kecamatan Sedati mempunyai sektor andalan/unggulan di bidang perdagangan dan industri sebesar 12%. Namun sektor unggulan yang paling dominan adalah angkutan udara, dimana pada tahun 2010 mempunyai kontribusi 12,59% atau 7.113.031,383 (Juta) terhadap total PDRB Kabupaten. Sedangkan dari total PDRB Kecamatan Sedati tahun 2010 sebesar 70,57% nya disumbang oleh angkutan udara. Kemudian untuk sektor pertanian dengan sub sektor perikanan juga menjadi sektor unggulan dengan nilai LQ sebesar 1,69 terbesar kedua setelah Kecamatan Sidoarjo sebesar 1,70. Meskipun prosentase sub sektor perikanan tidak sebesar sektor perdagangan dan angkutan udara, namun sub sektor perikanan ini mempunyai perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari berbagai sektor dan sub sektor yang dimiliki, pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sedati mencapai 10,46 % di tahun 2010 dan kondisi seperti ini harus dipertahankan dengan meningkatkan sektor dan sub sektor yang ada.
Dari hasil pengamatan di lapangan dari Kecamatan Sedati ke utara maupun ke selatan merupakan kawasan yang didomininasi pertambakan. Kecamatan Sedati juga memiliki potensi alam yang dapat dikembangkan menjadi obyek Minapolitan maupun Agropolitan, sehingga Kabupaten Sidoarjo juga dapat melakukan Konservasi Lingkungan. Secara komprehensif dapat dilakukan usaha perencanaan dan pengembangan terhadap Kecamatan tersebut terutama dari hasil potensi lokal. Perencanaan dan pengembangan tersebut harus memiliki beberapa prinsip dalam rangka mencapai tujuan, prinsip tersebut adalah: efektifias, efisiensi, keberlanjutan dalam ekosistem serta karakteristik wilayah. Khusus Wilayah Sedati diarahkan menjadi kawasan bahari dengan kegiatan : perikanan baik perikanan tangkap dan budidaya, rekreasi air dan darat, pemancingan, resto ikan dan petani garam. Guna mewujudkan konsep tersebut, maka dibutuhkan kajian secara khusus terkait dengan budaya masyarakat pesisir, seperti; upacara pelayaran tahunan atau diulang tahun kemerdekaan dengan melihat adanya jenis kapal nelayan yang cukup bervariasi di sekitar sungai seperti, di desa Gisik Cemandi dari TPI Juanda ke Selatan.
- Indikasi Program Action Plan Pengembangan Ekonomi Kawasan Pesisir Sedati Berbasis Minapolitan
Pada dasarnya Indikasi Program memberikan gambaran penentuan proritas-prioritas penanganan pada masing-masing kegiatan. Program pada masing-masing bidang di wilayah tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan pesisir yang ada di Kecamatan Sedati. Kebutuhan tersebut tentunya akan disesuaikan dengan karakteristik, potensi dan permasalaan yang ada, sehingga secara detail indikasi program prioritas dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Indikasi Program Action Plan Pengembangan Ekonomi Kawasan Pesisir Sedati Berbasis Minapolitan
Potensi | Masalah | Program | Kegiatan | Lokasi | Tahun Pelaksanaan | Instansi Pelaksana | |||||
2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | |||||||
Memiliki potensi di bidang perikanan seperti, perikanan tangkap, tambak, kolam pemancingan, tambak garam. | Penurunan kualitas dan produktifitas perikanan | Pengoptimalan pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya tambak | Pembangunan tempat pendaratan ikan | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas PU Bina Marga |
||||||
Pembangunan pelabuhan rekreasi laut juanda | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas PU Bina Marga |
|||||||||
Pengoptimalan TPI Juanda | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan |
|||||||||
Pembangunan rekreasi tempat pemancingan | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan |
|||||||||
Pengoptimalan tambak garam | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan |
|||||||||
Pengembangan tambak udang dan bandeng | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan |
|||||||||
Pembangunan lesehan Sedati | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan |
|||||||||
Pembibitan nener/Nursery | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta, | |||||||||
Pembangunan pelabuhan rekreasi laut Sedati | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas PU Bina Marga |
|||||||||
Pembuatan cold storage | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan |
|||||||||
Pembuatan pabrik es | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta
Dinas Perindustrian dan Perdagangan |
|||||||||
Pembangunan Jalan akses ke lokasi | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda,
Dinas Perhubungan, Dinas PU Bina Marga |
|||||||||
Normalisasi sungai ke laut di Kawasan Sedati | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda | |||||||||
Pembangunan Rekreasi Taman perikanan | · Kec. Sedati | Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Perguruan Tinggi, Swasta,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan |
|||||||||
Perbaikan hutan mangrove sebagai bahan baku industri berbasis kegiatan yang ada di pesisir | · Kec. Sedati | Dinas Perikanan dan Kelautan,
Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan & Energi, Bappeda, LSM, Perguruan Tinggi, |
|||||||||
Rehabilitasi mangrove | · Kec. Sedati | Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan & Energi,
Bappeda, LSM, Perguruan Tinggi, |
|||||||||
Erosi dan sedimentasi muara sungai | Pengolahan sedimentasi muara sungai | Pengembangan program pelestarian mangrove berbasis masyarakat | · Kec. Sedati | Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan & Energi,
Bappeda, LSM, Perguruan Tinggi, |
|||||||
Pengembangan program pengelolaan tambak berwawasan lingkungan | · Kec. Sedati | Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan & Energi,
Bappeda, Perguruan Tinggi, |
|||||||||
Pembuatan Mangrove Information Centre sebagai media yang dapat merangsang pemahaman dan partisipasi masyarakat | · Kec. Sedati | Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan & Energi,
Bappeda, LSM, Perguruan Tinggi, |
|||||||||
Memiliki potensi pertanian yaitu lahan sawah serta tambak yang potensial, | Penurunan kualitas dan produktifitas pertanian | Peningkatan produktifitas pertanian | Membuat panduan praktis pengelolaan mangrove | · Kec. Sedati | Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan & Energi,
Bappeda, LSM, Perguruan Tinggi, |
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Kesimpulan
Beberapa simpulan yang dapat dirangkum dari penelitian “Pengembangan Ekonomi Kawasan Pesisir Sedati Berbasis Minapolitan” adalah:
- Dengan konsep regionalisasi kawasan dan hasil analisa potensi ekonomi dengan metode loqation-quotien (LQ) diperoleh bahwa Kecamatan Sedati merupakan Kecamatan pusat pertumbuhan (growth pole) dengan konsep pengembangan minapolitan dan kawasan pariwisata baik untuk wilayahnya sendiri maupun sebagai hinterland kawasan lainnya. Berdasarkan potensi unggulan dan potensi strategis lokasi, Kecamatan Sedati memiliki nilai LQ sebesar 1,69 sehingga besarnya nilai LQ tersebut merupakan potensi unggulan yang harus dipertahankan keberadaanya.
- Pengembangan ekonomi kawasan pesisir Sedati berbasis minapolitan dapat dilakukan secara bertahap berdasarkan program action plan yang telah direncanakan sesuai tahun pelaksanaan program, seperti yang tertera pada tabel 3 indikasi program.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang diberikan adalah:
- Pelibatan masyarakat dalam aksi implementasi konsep minapolitan dan kawasan pariwisata baik untuk wilayahnya sendiri maupun sebagai hinterland kawasan lainnya
- Memperluas jaringan dengan pihak pemerintah maupun swasta terutama bantuan seperti program corporate social responsibility(CSR) yang peduli dengan pemberdayaan wilayah pesisir
- Pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat terutama nelayan untuk menjadi tenaga kerja yang handal dan profesional terkait dengan implementasi minapolitan.
- Studi banding terhadap daerah lain yang sudah berhasil menerapkan konsep minapolitan.
- Mengimplementasikan dengan segera sesuai dengan tahapan dan tahun pelaksanaan indikasi program sesuai tabel 3
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Universitas PGRI ADI BUANA SURABAYA yang telah mendanai penelitian ini.
Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah (1998) Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir. Laporan Akhir. Bogor.
Dewa Gede Raka Wiadnya (2011). Konsep Perencanaan Minapolitan Dalam Pengembangan Wilayah. Workshop Penyiapan Peningkatan Kualitas Penataan Ruang di Kabupaten Tematik, ITN Malang.
Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka (2010). Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo
Kecamatan Sedati Dalam Angka (2010). Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo
Peraturan Menteri Kalautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan.
Keputusan Menteri Kalautan dan Perikanan Nomor 32/Men/2011 Penetapan Kawasan Minapolitan.
Kamus besar Bahasa Indonesia
Profil Kabupaten Sidoarjo (2010). Laporan
RDTRK Kecamatan Sedati (2009). Laporan
Supriharyono (2007) Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Soetomo dan Sugiono (2005) Sistem Pembangunan Hunian Masyarakat di Wilayah Pesisir. Workshop dan Pelatihan pembangunan Wilayah Pesisir berkelanjutan di kabupaten Aceh besar.
UU Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
UU Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil
www.wikipedia.com (2008)