Human Performance Learning Through Brackish Water Treatment Teknology In Filtration, Ion Excanger adn Reverse Osmosis (RO) || Pembelajaran Kinerja Manusia Melalui Teknologi Pengolahan Air Payau Secara; Filtrasi, Ion Exchanger, dan Reverse Osmosis (RO)
ICETA 5 || International Conference on Education Technology of Adi Buana 24 Mei 2014 || ISBN: 978-979-3870-58-8 Penerbit : Program Studi Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Penulis 1: Setyo Purwoto Penulis 2: Tatang Sopandi Penulis 3: Yunia Dwie Nurcahyanie
Abstrak
Upaya peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan melewati pembelajaran dalam hal teknologi pengolahan air payau yang dilakukan dengan cara: penggabungan treatment filtrasi, ion exchanger, dan reverse osmosis (RO).
Adapun prosedur pengolahannya dapat dilakukan dalam tiga tahapan, dimana tahap awal adalah: filtrasi dan absorbsi menggunakan sediment poly propylene (SPP) dan Carbon Block menggunakan Cartridge Filter Housing, serta Manganese Green Sand dalam tabung cetak Fibre Reinforced Plastic (FRP). Tahap kedua, yaitu treatment Ion Exchanger menggunakan resin anion dan resin kation pada tabung cetak Fibre Reinforced Plastic (FRP) dengan kedalaman 70 cm. Tahap ketiga berupa perlakuan osmosis balik (Reverse Osmosis) menggunakan Membrane RO. Tujuan utama dari pembelajaran pengolahan air payau basil penelitian ini adalah menyediakan suatu prosedur pengolahan air payau dari air alami sehingga diperoleh air yang memenuhi persyaratan kualitas air bersih atau air minum.
Simpulan hasil penelitian: Sebagai upaya peningkatan sumher daya manusia dalam hal teknologi pengolahan air payau, dapat dilakukan melalui pembelejaran tentang pengolahan air payau dengan tahapan treatment; filtrasi absorbsi menggunakan sediment poly propylene (SPP). Carbon Block. Manganese Green Sand, dilanjutkan dengan treatment ion exchanger menggunakan resin anion dan resin kation, dan diakhiri dengan nanofiltrasi oleh Membrane RO, di mana kemampuan removal untuk warna sebesar 15 PtCo unit, Kekeruhan sebesar 3.25 skala Turbidity NTU, Total Disloved Solid (TDS) 1174 mg/L, Daya Hantar Listrik (DHL) 2019 mhos/cm, kesadahan total (total hardness) 178.57 mg/L CaC03, Klorida 584 mg / L CI–, Sulfat 75.06 mg / L S04, nitrat 2.66 mg I L N03 – N , besi 0.2 mg I L Fe , Mangan 1.84 mg/L, Mn, Sodium 372 mg/L Na, Seng 0.1 mg/L Zn, flourida 0.54 mg/L F, bilangan KMnO4, 0.91 mg/L KMnO4, Detergen 0.08 mg/L, dan total Coliform 1067 MPN/100 mL.
Keywords: Brackish water, Water Treatment, Filtration, absorbsi, ion exchange, Reverse Osmosis (RO)
PENDAHULUNAN
Latar Belakang
Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia adalah melewati pembelajaran dalam hal teknologi pengolahan air payau, sebab sebagai contoh bahwa kondisi air tanah di daerah pesisir Gresik – Jawa Timur – Indonesia bersifat payau. Hal ini disebabkan oleh adanya intrusi air laut ke jalur air tanah. Kondisi ini merupakan masalah utama dalam hal kebutuhan air minum bagi masyarakat pesisir, sebab beberapa parameter yang mengacu pada air minum konsentrasinya sebagai berikut; Total Disolved Solid 1240 mg/L , klorida (Cl–) 620 mg/L Cl, Mangan 1.84 mg/L Mn, Natrium (Na+) 384.8 mg/L Na, Total Koliform 1100 MPN/100 mL, Rasa payau, kesemuanya tidak dapat direkomendasikan sebagai air bersih, apalagi air minum.
Penurunan kandungan mineral kation anion sebagai parameter air bersih dalam air payau
dapat dilakukan diantaranya dengan : filtrasi dan absorbsi menggunakan sediment poly propylene (SPP), Carbon Block, Manganese Green Sand, dilanjutkan dengan treatment Ion Exchanger menggunakan resin anion dan resin kation, dan diakhiri dengan periakuan Reverse Osmosis menggunakan Membrane RO.
Menurut Permenkes Republik Indonesia nomar : 416IMENKESIPERJIXlI990 tentang
PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH dan Permenkes nomor. 907/MENKES/SK/VIII/2002 tentang PERSYARAT AN KUALITAS AIR MINUM, Jumlah zat padat terlarut (TDS) air bersih 1000 Mg/L, air minum 500 Mg/L. Besi air bersih 1,0 mg/L, air minum 0,3 mg/L. Mangan air bersih 0,5 mg/L, air minum 0,4 mg/L. Klorida air bersih 600 mg/L, air minum 250 mg/L. Kesadanan (CaCO3) air bersih 500 mg/L. Tota! Bakteri Coliform untuk air bersih 10 (Jumlah per 100 mI sampel) pada air perpipaan dan untuk air minum harus nol.
Kajian Teoritis
Beberapa kajian teoritis yang menyokong penelitian ini tentang filtrasi, absorbsi, penukar ion, dan membrane RO disajikan pada Tabel 1.
Tabel. Jenis Treatment, Fungsi, Dan Keterangannya
Treatment | Fungsi | Keterangan |
Filtrasi secara umum | pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan | Filter dapat menggunakan busa diberi alas kain fittin (filter-cloth), pasir, Poli Propylene |
Filter Sedimen Poli Propylene (SPP) | filtrasi | Polypropylene Pleated Media, Removal, Rating 0.2, 0.45, 1.5, 10, 20, 50 μm, Maximum operating temp; 82oC. Recommended change out differential pressure; 35 psig |
Absorben zeolit | Absorbsi, filterisasi, ion exehange,pelunakan | Ketebalan 50 cm, Ukuran Volume pori: 0,5 cm3 tiap cm3 volume zeolite, Densitas antara 2,0 – 2,3 g/cm3 |
Karbon Aktip (CA) | sebagai adsorban untuk : zat organik, bau, rasa, serta polutan mikro lainnya | Karbon aktip serbuk, Carbon block |
Mangan Zeolit (Greensand) | Untuk menghilangkan kandungan Mangan (Mn2+), dan lapisan atas berminyak di dalam air sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi dan mangan yang ada dalam air teroksidasi menjadi ferri –oksida dan mangan oksida yang tidak larut dalam air | Mangan zeolite sebagai formula: (K2Z.MnO.Mn207); Reaksi dari Fe2+dan Mn2+ di dalam air dengan oksida mangan tinggi (higher mangan oxide) menghasilkan filtrate yang mengandung ferri oksida dan mangan oksida yang tidak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan pengendapan dan penyaringan
|
Resin anion | Penukar anion (penurunan kation dalam air) | Ketebalan 70 cm |
Resin kation | Penukar kation (penurunan anion dalam air) | Ketebalan 70 cm |
Membrane RO | Selain dapat menurunkan TDS (total dissolved solids) juga berfungsi sebagai penyaring air dari kandungan logam, virus atau bakteri sehingga menghasilkan air murni bebas dari pencemaran | Membrane RO= membrane yang terbuat dari selaput semipermeable berukutan hingga 1/10.000 mikron |
Kajian Hasil Penelitian Dalam Artikel ilmiah,
Acuan hasil penelitian terdahulu yang menyokong penelitian ini adalah sebagai berikut;
(1) “Remove Capacity Treatment Zeolit Untuk Parameter Air Bersih” (Setyo Purwoto, 2010) ; Jurnal Sains”WAHANA” ISSN;0853 – 4403, Vol 55 No 02 Ed. Des 2010.
Zeolit dapat digunakan sebagai penukar kation (calion exchangers), adsorben kesadahan atau pelunak air (water softening), penyaring molekul (molecular sieves), agen pendehidrasi, serta sebagai bahan pengering (drying agents]. Kapasitas penurunan (Remove Capacity) tergantung pada time detention (td) dan ketebalan bahan yang digunakan. Penelitian menggunakan reactor treatment berupa : 3 unit tabung silindris dari bahan PVC Ө 12 inc, ketebalan 4 mm, tinggi 75 cm, kedalaman Cup 15 em (atas – bawah) yang dijalankan dengan time detention (td) selama 30 menit diperoleh data sebagai berikut :
Gambar 1. Grafik Removal Hasil Treatment Zeolith
Remove capacity treatment zeolit hasil kajian ini adalah : P Alkalinity 9.5 ppm, M. Alkalinity 80.5 ppm, Kesadahan Total 185.72 ppm, Kalsium 100 ppm, Magnesium 85.72 ppm, Silika 25 ppm, Khlorida 52 ppm, Zat Padat Terlarut (TDS) 311 ppm, Besi 1.41 ppm, Mangan 0.46 ppm, dan Daya Hantar Listrik 517 mmhos/cm.
(2) Desalinasi Air Payau Secara Ion Exchange dengan Treatment Resin Sintetis (Setyo Purwoto. 2009): Jurnal Teknik. WAKTU ISSN; 1412-1867, Vol. 07. Edisi Junuari 2009.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan strong acid cation dan resin anion, kedalaman bed resin 37 cm dengan treatment: I). Resin tunggal (anion saja) volume 2 liter. Inlet 4046 ppm, 2). Pasangan resin kauon-aniou volume 2 L, 3 L, dan 4 L. (ranpa td), inlet 4046 ppm, 3). Resin kation-anion sebagaimana eksperimen (2) dengan td 30 menit, 4). ldentik eksperimen (3) tetapi inlet diganti 101 1 ppm.
Gambar 2. Removal CI- Menurut Perbedaan Volume Resin (Treatment Kation-Anion)
Disimpulkan bahwa : Kapasitas operasi ion exchange untuk tujuan desalinasi air payau dengan treatment resin sintetis, titik optimal tercapai pada kondisi dimana : 1). resin yang digunakan merupakan pasangan resin kat ion-anion, 2). Dilakukan dengan menggunakan waktu tinggal (td), 3). konsentrasi saliniras air baku rendah.
(3) External Water Treatment For Feedwater Boiler” (Setyo Purwoto, Nurcahyanie,YD. 20II); International Conference On Creative Industry (ICCI) 2011 ISBN: 978-979-8897-81-8 ; ITS Surabaya, Proceeding Sustainable Design InCreative Industry Towards Better Human Life. 10 March 2011 Deupasar
The treatment steps external treatment reactor begin with the spray aerator (to remove levels of Fe, Mn), then continued treatment in compact reactor, where the hardness adsorption using zeolite, and ion exchanger using cation resin and anion resin (to optimize the demin, since both cations and anions can be remove). To maximize the performance of ion exchanger, then the column resin reactors were given feed or injection of hot water from the boiler steam outlet, to increase the temperature of the resin.
Figure 3. Graph comparison of treatment process
Conclusion ; Treatment blend spray aerator, zeolite, resin anion – cation with injected steam boiler outlet to remove pH, 1.24%, M alkali; 87.41%, Total Hardness; 99.02%, Ca Hardness; 99.31%, Chloride: 27.44%, 11.84% TDS, Iron; 33.17%, Mn, 96.78%, Conductivity: 1.56%
(4) Reaktor Pengolah Air Bersih Iptek Bagi Masyarakat Untuk Daerah Rawan Banjir” (Set yo Purwoto, 2011); Jurnal Teknik. WAKTU. ISSN: 1412-1867, Vol. 09. No. 01 Ed. Jan 2011.
Model reactor kompak Pengolah Air berupa ; 3 (tiga) kolom tabung dengan 7 treatment : filterisasi, kemudian dialirkan lewat kran untuk dikontakkan dengan PAC, lalu masuk pada adsorben Zeolit, dilanjutkan dengan exchange resin kation untuk mereduksi kat ion dari air, kemudian exchange diteruskan ke resin anion. Setelah keluar dari ion exchange, pembubuhan larutan kaporit diinjeksikan guna pembunuhan bakteri. Untuk menghilangkan bau, dilakukan absorbansi rnenggunakan CA.
Gambar 4. Grafik Anallsis Parameter Hasil Treatment Reaktor
Dari hasil treatment diperoleh kesimpulan bahwa ; Pengolahan air banjir dengan model reactor kompak berupa 3 (tiga) kolom tabung dengan 7 treatment, yaitu : Filter, Poly Aluminium Chloride (PAC), Zeolit, Resin Kation, Resin Anion, Kaporit, dan Karbon Aktip (CA) mampu menurunkan parameter parameter: Wama 8.00 TCU, TDS 142.00 ppm, Kekeruhan 4.80 NTU, Kesadahan Total 586.50 ppm, Kalsium Hardness 305.00 ppm, Magnesium Hardness 51.80 ppm, Klorida 69.00 ppm, Alkalinity P 14.40 ppm, Alkalinity M 194.00 ppm, e-Coli 3.00 sat/100 ml.
METODE PENELITIAN
Sebagai pembelajaran dalam hal teknologi pengolahan air payau dapat dilakukan menggunakan alat utama : cartridge filter housing, tabung cetak Fibre Reinforced Plastic (FRP), dan cartridge RO housing. Prosedur pengolahannya dilakukan dengan menggunakan bahan perlakuan berupa : absorben Sediment Poly Propylene (SPP), Carbon Block, Zeolit dan Manganese Green Sand, resin anion dan resin kat ion serta membran osmosis batik (Reverse Osmosis).
Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara ; penggabungan treatment filtrasi, ion exchanger, dan reverse osmosis (RO). Adapun prosedur pengolahannya dapat dilakukan dalam tiga tahapan, dimana tahap awal adalah : filtrasi dan absorbsi menggunakan sediment poly propylene (SPP) dan Carbon Block menggunakan Cartridge Filter Housing, serta Manganese Green Sand dalam tabung cetak Fibre Reinforced Plastic (FRP). Tahap kedua, yaitu treatment Ion Exchanger menggunakan resin anion dan resin kation pada tabung cetak Fibre Reinforced Plastic (FRP) dengan kedalaman 70 cm. Tahap ketiga berupa perlakuan osmosis balik (Reverse Osmosis) menggunakan Membrane RO.
Mengacu pada Gambar 5., diperlihatkan rangkaian peralatan pengolah air payau berbahan baku air alami yang dilakukan dalam suatu rangkaian reaktor pengolah air.
Proses pengolahan air diawali dengan : air baku berupa sampel air payau alami disedot dari tandon air baku menggunakan pompa submersible (P) untuk dialirkan ke tabung Cartridge Filter (1) yang berisi Filter Spoon (filter-cloth) guna penyaringan partikel-partikel diskrit atau kasar. Absorbsi selanjutnya adalah penyaringan partikel-partikel kecil menggunakan Sediment Poly Propylene (SPP) 1 mikron secara berseri pada Cartridge Filter (2) dan (3), dan Carbon Block dalam Cartridge Filter (4) dan (5)sebagai penyerap bau yang terkandung dalam air baku olahan. Setelah mengalami obsorbsi, proses pengolahan diteruskan dengan perlakuan penyerapan kesadahan menggunakan Zeolit (tabung Cartridge Filter 6), ditindaklanjuti dengan treatment Manganese Green Sand pada tabung cetak Fibre-Reinforced Plastic (FRP) (7) yang berfungsi untuk mengikat kandungan zat Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Hasil pengolahan dari tabung (7) diteruskan dengan perlakuan penukar kation (penurunan anion dalam air) pada tabung cetak Fibre-Reinforced Plastic (FRP) (8) yang berisi resin sintetis kation dengan ketebalan 70 cm dengan aliran secara up-flow, dan dilanjutkan dengan pengikatan kation dalam air menggunakan resin sintetis anion pada tabung tabung cetak Fibre-Reinforced Plastic (FRP) (9) berketebalan 70 cm dengan sistem aliran up-flow. Dari hasil proses penukaran ion, agar kinerja membrane RO tidak terlalu berat, maka dilakukan filter ke-2 pada tabung (10). Perlakuan terakhir merupakan perlakuan filter osmosis balik (Reverse Osmosis) RO menggunakan Membrane RO -100 ; (Rate 100 GPD, tekanan 50 psi] (11) dirangkai secara paralel dengan cara dorongan Booster Pump RO yang berguna untuk menyerap bakteri koli dari air payau olahan. Hasil penyaringan dari membrane RO merupakan produk hasil proses pengolahan air payau dalam penelitian ini. Hasil akhir pengolahan air payau disajikan pada Tabel 2.
Keterbaruan temuan
Beberapa penelitian maupun invensi terdahulu tentang pengolahan air payau telah ada, namun belum dijumpai tentang adanya :
1) keterpaduan perlakuan pengolah air payau menggunakan treatment filtrasi, absorbsi, ion exchange, dan osmosis balik sekaligus, dan
2) penggunaan membran RO setelah sebelumnya terlebih dahulu dilakukan filtrasi dan absorbsi sebagai pre treatment.
Tabel 2. Hasil Analisis Uji Parameter Kandungan Mineral Dalam air Sesuai Dengan Parameter Standar Air Minum
No | Parameter | Satuan | Syarat air minum | Hasil Analisis | Removal | |
Sampel air baku | Hasil treatment | |||||
A. FISIKA | ||||||
1 | Bau | – | – | Tidak berbau | Tidak berbau | |
2 | Total Disolved Solid (TDS) | mg/L | 500 | 1240 | 66 | 1174 |
3 | Kekeruhan | NTU | 5 | 3.4 | 0.15 | 3.25 |
4 | Rasa | – | – | – | – | – |
5 | Suhu | oC | Suhu udara | 25 | 25 | 0 |
6 | Warna | Unit PtCo | 15 | 15 | 0 | 15 |
7 | Daya Hantar Listrik (DHL) | Mhos/cm | – | 2070 | 51 | 2019 |
B. KIMIA | ||||||
a. Kimia Organik | ||||||
1 | Air Raksa | mg/L Hg | 0.001 | 0 | 0 | 0 |
2 | Almunium | Mg/L Al | 0.2 | 0 | 0 | 0 |
3 | Ammoniak | Mg/L NH3-N | 1.5 | 0 | 0 | 0 |
4 | Arsen | Mg/L As | 0.01 | 0 | 0 | 0 |
5 | Barium | Mg/L Ba | 0.7 | 0 | 0 | 0 |
6 | Besi | Mg/L Fe | 0.3 | 0.25 | 0.05 | 0.2 |
7 | Boron | Mg/L B | 0.5 | 0 | 0 | 0 |
8 | Florida | Mg/L F | 1.5 | 0 | 0 | 0 |
9 | Kadmium | Mg/L Cd | 0.003 | 0 | 0 | 0 |
10 | Kesadahan total | Mg/L CaCO3 | 500 | 200 | 21.43 | 178.57 |
11 | Klorida | Mg/L Cl | 250 | 620 | 36 | 584 |
12 | Kromium, Valensi 6 | Mg/L Cr6+ | 0.05 | 0 | 0 | 0 |
13 | Mangan | Mg/L Mn | 0.4 | 1.84 | 0 | 1.84 |
14 | Natrium | Mg/L Na | 200 | 384.8 | 12.3 | 372.5 |
15 | Nikel | Mg/L Ni | 0.07 | 0 | 0 | 0 |
16 | Nitrat | Mg/L NO3-N | 50 | 3.04 | 0.38 | 2.66 |
17 | Nitrit | Mg/L NO2-N | 3 | 0 | 0 | 0 |
18 | Perak | Mg/L Ag | 0.001 | 0 | 0 | 0 |
19 | pH | – | 6.5-8.5 | 7.45 | 8.1 | -0.65 |
20 | Selenium | Mg/L Se | 0.01 | 0 | 0 | 0 |
21 | Seng | Mg/L Zn | 3 | 0.12 | 0.02 | 0.1 |
22 | Sianida | Mg/L Cn | 0.07 | 0 | 0 | 0 |
23 | Sulfat | Mg/L SO4 | 250 | 75.06 | 0 | 75.06 |
24 | Sulfida | Mg/L H2S | 0.05 | 0 | 0 | 0 |
25 | Tembaga | Mg/L Cu | 2 | 0 | 0 | 0 |
26 | Timbal | Mg/L Pb | 0.05 | 0 | 0 | 0 |
27 | Sisa klor | Mg/L Cl2 | 5 | 0 | 0 | 0 |
b. Kimia Organik | ||||||
1 | Zat organik | Mg/L KMn04 | 10 | 3.92 | 3.01 | 0.91 |
2 | Detergent | Mg/L LAS | 0.05 | 0.08 | 0 | 0.08 |
C. BAKTERIOLOGI | ||||||
1 | Total Koliform | MPN/100 ml | 0 | 100 | 33 | 1067 |
PEMBAHASAN
Hasil pembelajaran perakitan rangkaian alat pengolah air payau ditindaklanjuti dengan pembelajaran tentang menganalisis hasil uji Laboratorium kriteria parameter air bersih dan atau air minum untuk sampel air payau didasarkan pada penurunan parameter parameter setelah dilakukan treatment : Spoon, Sediment Poly Propylene (SPP), Carbon Block yang dirangkai secara berseri menggunakan Cartridge Filter housing, Zeolit dan Manganese Green Sand, resin anion dan resin kation dirangkai secara berseri menggunakan tabung FRP, serta perlakuan filter Reverse Osmosis menggunakan Membrane RO -toO pada rangkaian Housing RO.
Hasil Analisis Uji Parameter Kandungan Mineral yang mengacu pada Tabel 2. di atas, maka diperoleh temuan bahwa seluruh parameter mengalami penurunan oleh kinerja treatment dalam penelitian ini, kecuali pH. Khlorida yang merupakan karakteristik air payau mengalami removal cukup besar, yaitu 584 mg/L Cl, sedangkan Kesadahan Total sebanyak 178.57 mg/L CaCO3, dan removal Total Disolved Solid (TDS) sebesar 1174 mg/L. Penurunan kadar Besi dan Mangan berturut-turut adalah: 0.2 mg/L Fe, 1.84 mg/L Mn. Untuk penghilangan Total Koliform sebesar 1067 MPN/100 mL.
KESIMPULAN
Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia dalam hal teknologi pengolahan air payau, dapat dilakukan melalui pembelajaran tentang pengolahan air payau dengan tahapan treatment; filtrasi absorbsi menggunakan sediment poly propylene (SPP), Carbon Block, Manganese Green Sand, dilanjutkan dengan treatment ion exchanger menggunakan resin anion dan resin kation, dan diakhiri dengan nanofiltrasi oleh Membrane RO, dimana kemampuan removal untuk wama sebesar 15 PtCo unit, Kekeruhan sebesar 3.25 skala Turbidity NTU, Total Disolved Solid (TDS) 1174 mg/L , Daya Hantar Listrik (DHL) 2019 mhos/cm, kesadahan total (total hardness) 178.57 mg 1 L CaC03, Klorida 584 mg/L CI- , Sulfat 75.06 mgJL S04, nitrat 2.66 mgIL N03 – N, besi 0.2 mgIL Fe, Mangan 1.84 mg/L Mn, Sodium 372.5 mg/L Na, Seng 0.1 mg/L Zn, fluorida 0.54 mg/L F, bilangan KMn04 0.91 mg/L KMn04, Detergen 0.08 mg/L, dan Total Coliform 1067 MPN/100 mL.
PENGHARGAAN
Ucapan terima kasih disampaikan kepada:
Penanggungjawab kegiatan Hibah Penelitian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah mendanai penelitian ini.
REFERENCES
Kusnaedi. 1995. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta:Penebar Swadaya.
Linsley R.K. dan Franzini J. 1991. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga
Montgomery, l.M., 2005. Water Treatment Principles and Design. Johan Weley Inc. USA Purwoto, Set yo. 2009. “Desalinasi Air Payau Secara Ion Exchange dengan Treatment Resin Sintetiss” ; Jurnal Teknik “WAKTU” ISSN : 1412-1867, Vol 07 No 01 Edisi Januari 2009.
Purwoto, Set yo. 2011 Reaktor Pengolah Air Bersih Iptek Bagi Masyarakat Untuk Daerah Rawan
Banjir”; Jumal Teknik”WAKTU” ISSN: 1412-1867, Vol 09 No 01 Ed. Jan 2011
Purwoto, Setyo ., Nurcahyanie ,YD., 2011 “External Water Treatment For Feedwater Boiler” ; International Conference On Creative Industry (lCCI) 2011 ISBN: 978-979-8897-81-8 ; ITS Surabaya, Proceeding Sustainable Design In Creative Industry Towards Better Human Life, 10 March 2011 Denpasar
Purwoto, Setyo. 2010 “Remove Capacity Treatment Zeolit Untuk Parameter Air Bersih” ; Jurnal Sains “WAHANA” ISSN ;0853 – 4403, Vol 55 No 02 Ed. Des 2010.
Reynold, R. (1982). Unit operation and processes in environmental engineering. Australia
Saifudin, R, Astuti, D.,(2005). Jumal Penelitian Sains & Teknologi, Volume. 6, No.1: 49-64.
Said N.l. 1999. Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Peningkatan Kualitas Air. Direktorat Teknologi Lingkungan.
Said, Nusa Idaman.. Pembuatan Filter Untuk Menghilangkan Zat Besi dan Mangan Di Dalam Air. diunduh dari ; http://www.enviro.bppt.go.idl
Sanks, R. L. (1982) Water Treatment Plant Design. Butterworths, England.
Tjokrokusumo. (1995). Pengantar Konsep Teknologi Bersih Khusus Pengelolaan dan Pengolahan Air. Yogyakarta: STIL YLH.